Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Postingan Populer

Pages

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Breaking News:

latest

Masah Bodoh dan Krisis Kesadaran Masyarakat di Tengah Pandemi

Wabah virus corona atau Covid-19 telah membuat kita sadar betapa pentingnya kualitas kesehatan. Pola hidup sehat adalah prioritas utama ...


Wabah virus corona atau Covid-19 telah membuat kita sadar betapa pentingnya kualitas kesehatan. Pola hidup sehat adalah prioritas utama demi mengurangi potensi terserang berbagai penyakit. Walau dikaji dari sudut pandang manapun, ternyata tubuh sangat berpengaruh terhadap segala sektor kehidupan.

Faktanya menerapkan pola hidup sehat tidak sesederhana itu. Coba perhatikan, saat pemerintah mengeluarkan kebijakan Social distancing. Berapa banyak orang yang sadar bahwa beleid itu merupakan bagian dari upaya menjaga kualitas kesehatan. Bahkan himbauan agar tidak nongkrong di warkop, dipandang sebagai kebijakan politis. Padahal jika dipikir lebih dalam lagi, ada sisi edukasi di dalamnya.

Sebagai contoh sederhana, nongkrong di warkop. Membayangkan ratusan pengunjung yang datang, berapa kali mereka menyentuh meja dan kursi. Apalagi pengunjung jarang cuci tangan dan ganti pakaian. Contoh lain, tidak berkumpul dalam kerumunan orang banyak, siapa yang tahu diantara kerumunan itu ada yang terpapar penyakit menular. Ditambah lagi contoh lainnya berkaitan dengan imunitas seseorang.

Akibat krisis kesadaran itu, kini pemerintah terbelenggu dalam opsi-opsi. Di satu sisi ingin melindungi warganya melalui social distancing,  di sisi lain ada desakan harus lockdown. Situasi menjadi semakin karut marut saat banyak pejabat daerah mondar – mandir dari daerah terpapar. Apalagi mereka yang sibuk mencari rekomendasi. Tidak salah, tapi ada yang prioritas.

Hingga saat ini (04/7/2020), total pasien yang positif terinfeksi covid-19 mencapai 62.142 kasus. Sementara total pasien meninggal sebanyak 3.089 orang dan pasien sembuh sebanyak 28.219 orang. Angka tersebut tentu sangat mengagetkan.Ditambah lagi masih banyak warga yang pernah bersentuhan dengan pasien positif tapi belum diisolasi. Di samping itu jumlah PDP memberikan potensi bertambahnya kasus positif covid-19.Berdasarkan sebaran kasus per provinsi, pada Sabtu (04/7/2020) terdapat 34 provinsi yang ditemukan adanya kasus positif. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Sepertinya strategi memutus penularan virus Covid-19 belum cukup sukses. Salah satu fenomena paling sulit dibendung, warga selalu menilai aman – aman saja selama belum ada kasus positif. Masih banyak tempat hiburan yang masih belum ditutup, cafe dan warkop masih menerima pengunjung. Nanti ada kasus positif, barulah tempat berkumpulnya massa dalam jumlah besar di tutup. Sebut saja tempat karaoke, beranikah pemerintah menutup dan sadarkan warga bahayanya tempat seperti itu.

Di sisi lain, banyak kalangan menilai kebijakan pemerintah belum terlalu menyentuh pada aspek kesadaran warga. Andaikan pemerintah dan aparat keamanan diberi wewenang menindak, tentu seluruh tempat berkumpulnya massa dalam jumlah banyak langsung ditutup. Faktanya, setelah aparat datang memberi himbauan agar membubarkan diri, tidak lama kemudian situasi kembali seperti semula. Kejadian itu selalu ada di tempat hiburan, warkop dan cafe.

Dalam berbagai kesempatan, Pemerintah berulang kali mengampanyekan social distancing serta mengimbau masyarakat agar beraktivitas, belajar dan bekerja dari rumah. Namun memang diakui banyak hal mengenai kedisiplinan warga yang perlu ditingkatkan.

Sebenarnya stategi pemerintah adalah menjaga yang sehat agar tidak tertular dari yang terinfeksi corona. Karena itulah penularannya harus diputus. Karena penyakit ini pasti menular dari orang yang sudah positif. Namun kesadaran diri untuk stay at home tampak belum efektif. Bukan hanya orang tua, anak – anak dibiarkan berkeliaran di luar rumah. Nanti sudah tertular, barulah mengeritik minimnya APD dan fasilitas pelindung diri lainnya.

Padahal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) telah menjelaskan bahwa mencuci tangan dengan benar, menghindari kontak langsung dengan mereka yang sakit dan mengalami gejala infeksi virus corona, hindari kontak dengan hewan yang sakit serta pastikan menjaga asupan makanan dengan gizi dan nutrisi cukup untuk mempertahankan kekebalan tubuh. Semua itu adalah cara menghindari resiko tertular covid-19.

Saran lainnya juga datang dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, bahwa konsumsi produk hewani mentah atau kurang matang dapat memicu risiko tinggi infeksi dari berbagai organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Semua itu adalah cara menjaga tubuh agar tetap terjaga dari covid-19. Terlepas dari persoalan ini, apa yang dijelaskan dua organisasi itu berguna menangkal dari berbagai virus lainnya. Namun faktanya sebelum covid-19 menyerang, cara – cara sederhana itu terkesan tabu.

Tidak ada komentar