Fitriah Tajuddin, Mahasiswi Sosiologi Agama Akhir-akhir kini kita dihebohkan dengan kasus virus yang menyebar dunia yaitu viru...
Fitriah Tajuddin, Mahasiswi Sosiologi Agama
Akhir-akhir kini kita dihebohkan
dengan kasus virus yang menyebar dunia yaitu virus corona. Secara perlahan
membuat satu per satu negara berjuang melawan covid 19 tersebut. Dilansir pada
tanggal 9 mei 2020, jumlah pasien yang terjangkit C0VID 19 telah mencapai lebih 4 juta orang. Keseluruhan
kasus pasien positif corona yang tercatat seluruh dunia mencapai 4.009.472
jiwa.Kasus kematian akibat COVID 19 sendiri
telah mencapai 275.914 orang ,namun ada 1.377.704 pasien yang telah sembuh (Worldmoeters).
Virus ini cukup membawa dampak
besar bagi perubahan di masyarakat. Ia tidak hanya memengaruhi aspek mata
pencaharian dan kesehatan, melainkan juga pola perilaku gaya hidup. Hasil
survei secara online yang dilakukan oleh Snapchat pada tanggal 17-28 Maret 2020
terhadap 2000 pria dan wanita berumur 15-50 tahun di kota besar di indonesia di
Jakarta, Bandung,Semarang, Surabaya, Medan, Palembang Makassar,dan Manado,
menunjukkan bahwa pandemi virus corona yang masih berlanjut menyebabkan
terganggunya gaya hidup, kebiasaan bekerja, dan bisnis masyarakat Indonesia
,khususnya masyarakat di perkotaan.
Merebaknya pandemi COVID 19 belakangan ini ,sukses memaksa begitu banyak
orang diam diri di rumah. Anak sekolah dan mahasiswa belajar di rumah, para
pekerja di rumah, meski ada juga yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan
,akibat imbas pandemi COVID 19.
Tetapi, terlepas dari itu semua adanya
pembatasan ruang gerak untuk tidak keluar rumah, membuat banyak orang mengalami
pergeseran gaya hidup. Pergeseran-pergeseran gaya hidup selama corona dalam
aspek keluarga, acara keluarga , makan-makan , shopping, sudah berubah drastis.
Semua telah dilakukan melalui institusi dunia maya.
Di masa pandemi sekarang, siang
dan malam para anggota keluarga berada di rumah dan hal ini meningkatkan penggunaan
internet. Ini yang memengaruhi perubahan pola perilaku masyarakat yang banyak
berselancar di dunia maya.
Dari sisi religi misalnya, juga
terjadi perubahan kondisi. Ibadah rutin yang biasanya dilakukan secara
bersama-sama harus mengalah oleh kejadian pandemi ini. Masjid yang biasanya
selalu dipenuhi dengan orang-orang, kini serasa
sunyi. Tetapi di balik itu, sekarang banyak masyarakat yang memanfaatkan
kajian-kajian lewat media online.
Dengan demikian, di masa Pandemi
ini kita bisa melihat ada perubahan signifikan dalam hal perilaku masyarakat
kita. Mereka melakukan penyesuaian diri atas pandemi demi tetap survive di
masa-masa krisis ini.
.
Tidak ada komentar