Nurul Annisa, Mahasiswi Prodi Sosiologi Agama Mencermati perkembangan virus Corona di Indonesia, terlihat bahwa semakin...
Nurul Annisa, Mahasiswi Prodi Sosiologi Agama
Mencermati perkembangan virus Corona di Indonesia,
terlihat bahwa semakin hari semakin bertambah jumlah kasusnya. Ini menjadi
warning bagi kita semua untuk tidak boleh lengah terhadap virus berbahaya ini.
Apalagi sampai acuh tak acuh.
Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19,
pada Senin 2 Maret bulan lalu (Detiknews). Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mengumumkan ada dua orang Indonesia yang positif virus Corona yakni perempuan
berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun. Awal mulanya dua orang yang
terjangkit dan sekarang seiring berlalunya hari demi hari sudah banyak yang
terpapar virus Corona.
Juru bicara pemerintah Yurianto menjelaskan ada
penambahan kasus positif pada tanggal 21 Mei. Kasus positif sebesar 973 kasus
sehingga akumulasi total jumlah kasus positif Corona yang terjadi di Indonesia
sebanyak 20.162. Sementara itu jumlah kasus yang sembuh sebanyak 4.838, dan
yang meninggal dunia sebanyak 1.278 orang.
Apa kabar dengan pemerintah?
Pemerintah telah mengupayakan berbagai cara untuk
memutuskan mata rantai pandemi ini, berjuang segala cara, agar masyarakat bisa
berantisipasi. Tapi apa daya ada saja masyarakat yang kurang sadar. Menjelang lebaran
banyak masyarakat yang sudah tidak menaati protokol kebijakan pemerintah.
Setelah beberapa pusat perbelanjaan mulai beroperasi,
terlihat masyarakat malah berbondong-bondong ke Mall tanpa memerhatikan penjagaan
diri dengan alasan membeli baju baru. Tidak hanya itu, masih ada yang nekat
pulang kampung dengan cara bepergian jikalau malam hari, dan juga masih ada
yang tidak memakai masker ke pasar atau bepergian, dan bahkan melanggar social
distance atau biasa disebut sebagai pembatasan sosial atau jaga jarak.
Semua pelanggaran itu bisa menimbulkan terjadinya
penyebaran virus Corona dengan cepat. Bagaimana bisa virus ini hilang di Indonesia
jikalau masyarakatnya keras kepala dan tidak ada antosiasnya untuk mencegah.
Pemerintah bersusah paya memperkuat kebijakan agar virus Corona cepat
menghilang di Indonesia namun rasanya masyarakat tidak takut akan hal pandemi
ini.
Lalu bagaimana dengan tim medis?
Tim medis mengorbankan dirinya agar pasiennya pulih dari
virus Corona yang menular. Tidak ada kata lelah buat mereka, bahkan berjuang
mati-matian. Taruhannya yaitu nyawanya sendiri. Bekerja dengan keras, dengan
berat hati rela meninggalkan keluarganya demi masyarakat yang terpapar.
Tidak sedikit tim medis berkeguguran demi mengobati
masyarakat yang terinfeksi. Tapi apalah daya serasa masyarakat tidak melihat
betapa perjuangan tim medis yang berada di depan menyalurkan tangan untuk
menangani pasien.
Sangat disayangkan sebagian masyarakat tidak sadar. Ia
hanya menyepelekan pandemi global yang sudah merongrong di Indonesia. Tak heran
jika semakin hari semakin kian bertambahnya manusia yang terinfeksi virus Corona.
Silahkan ke Mall, silahkan melanggar aturan. Tapi
sadarilah kalau bukan kita yang mencegah virus ini siapa lagi?, Kesadaran diri
sangat penting agar mata rantai pandemi virus Corona lenyap. Yang diharapkan
pandemi virus ini cepat berakhir agar tidak ada lagi korban akibat Covid-19.
Tidak ada komentar