Wahyuni, Mahasiswi Sosiologi Agama IAIN Parepare Di dalam kehidupan manusia akan selalu kita temui masalah-maslaah y...
Wahyuni, Mahasiswi Sosiologi Agama IAIN Parepare
Di dalam kehidupan manusia akan
selalu kita temui masalah-maslaah yang terjadi,
bahkan pada realitanya masalah- masalah akan
selalu datang dan tidak ada putus-putusnya. Seperti yang terjadi sekarang ini, di
seluruh dunia telah di gemparkan dengan adanya satu wabah penyakit yang memberi
kepanikan dan mengguncang kehidupan masyarakat. Pandemi Corona (Covid-19), siapa yang tidak mengetahui
nama ini, virus yang di identitaskan dengan nama covid-19, salah satu jenis
virus yang membuat seluruh dunia gempar dengan
kepanikan dan rasa ketakutan layaknya monster kecil yang memporak-porandakan kehidupan
masyarakat, wabah yang awalmulanya hanya terdapat di negara wuhan cina kini
telah mamasuki sebagian negara di dunia.
Bagaimana
tidak virus ini bukan monster, secaral langsung memberi kepanikan, tekanan, ketakutan pada masyarakat,
seakan-akan dunia akan hancur karena kehadirannya yang merasuki bumi bahkan virus
ini telah menjadi konsumsi publik dalam kehidupan sehari-hari. Tak tanggung-tanggung
virus ini telah menyebar ke jutaan orang bahkan mencapai ribuan orang. wabah
ini telah memasuki bulan Ramadhan dan belum terselesaikan juga bagaimana
mungkin umat islam menjalani hari-hari Ramadhan seperti biasanya.
Covid-19 penyebarannya begitu cepat, agar menanggulangi
dan menghentikan penularan wabah ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan
tertentu dalam memberikan solusi berupa katentuan yang telah disepakati bersama
yaitu physical distancing, social distancing, Lockdown dan bahkan
PSBB (Pembatasan Sosioal Berskala Besar) di indonesia. Dilansir dari
okezone.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menekan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam rangka percepatan penanganan
coronavirus disease (Covid-19) pada 31 Maret 2020 lalu. Segala aktivitas
kerumunan, perkumpulan di tiadakan. Dengan di berlakukannya kebijakan ini secara
langsung mampu membentuk kesadaran dalam diri masyarakat melalui kebijakan
tertentu.
Ramadhan, bulan yang hadir sekali setahun menjadi
bulan yang dinanti-nanti umat Islam diseluruh dunia, menahan diri dari makan dan
minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari, Ramadan yang penuh kebahagiaan siapa sangka kini telah
menjadi Ramadan yang berbeda untuk pertama kalinya.
Adanya kebijakan pemerintah beberapa aktivitas keagamaan
di bulan Ramadan lumpuh, di antaranya Iftar yaitu salah satu ibadah di bulan Ramadan
dan sering dilakukan oleh sebuah komunitas, dan orang-orang berkumpul untuk berbuka
puasa bersama-sama untuk saat ini tidak dilakukan, larangan mudik, bahkan shalat
di masjidpun ditiadakan. selain shalat lima waktu dan shalat jumat shalat tarawih
juga ditiadakan. Salah satu kasus yang terjadi disulawesi selatan desa Bittoeng
3 Kecamatan Duampanua Kabupaten pinrang, shalat jumat dan shalat tarawih di masjid
tidak dilaksanakan, berhubung dengan himbauan dari bupati pinrang H.Andi Irwan Hamid
S.Sos. Bahkan himbauan ini di berlakukan di tingkat nasional guna menghentikan penularan
covid-19. Ramdhan juga sehenarnya memberi pendapatan dalam bidang ekonomi sebagaimana
dapat dilihat banyaknya pedagang-pedagang yang melakukan penjualan disaat
ramdhan namun adanya covid-19 ini pedagang dipasar-pasarpun dibatasi.
Ramadhan, bulan yang hadir
sekali setahun menjadi bulan yang dinanti-nanti umat Islam di seluruh dunia, menahan
diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai
dari terbit fajar hingga terbenam matahari, Ramadan yang penuh kebahagiaan siapa
sangka kini telah menjadi Ramadan yang berbeda untuk pertama kalinya.
Hadirnya wabah ini menjadi
salah satu masalah yang memengaruhi segala aspek kehidupan, menjadi fenomena yang
memilukan hati bagi seluruh umat Islam di
dunia, nuansa Ramadhan yang memberi kebahagiaan
tersendiri menjadi duka dan kekecewaan. Namun di satu sisi Peristiwa ini secara
langsung mampu membentuk kesadaran dalam diri masyarakat masyarakat dapat merenungkan, dapat sadar
tentang kesadaran itu sendiri melalui gejala alam. Kesadaran dapat terbentuk dari pengalaman yang
dilalui masyarakat hadirnya virus ini masyarakat mampu memahami semua yang terjadi
di lingkungan dan kehidupannya.
Mengenai konsep
kesadaran hal ini dapat dianalisis Dalam pendekatan fenomenologi Edmund husserl.
Bagi Husserl, kesadaran ini, kesadaran tentang sesuatu, “consciousness of something”.
Jadi ada dua aspek “kesadaran” yang saling mengisi, yakni yang pertama proses sadar
itu sendiri, “the process of being conscious” (the cogito), yang wujudnya bisa beberapa
macam (misalnya mengingat, melihat, menilai), dan yang ke dua yang menjadi objek
dari kesadaran tersebut. Dengan mengingat, melihat, dan menilai akan membentuk kesadaran,
manusia dalam memandang suatu gejala atau peristiwa akan memberi pengalaman dari
pengalaman tersebut akan membentuk kesadaran.
Covid-19 merupakan gejala
atau peristiwa yang hadir di ruang lingkup
kehidupan masyarakat memberikan berbagai dampak dalam segala aspek kehidupan, terjadinya
kematian, kemacetan perekonomian, budaya, bahkan mempengaruhi aktivitas keagamaan
hal ini menjadi suatu fenomena yang akan diingat, dilihat, dan dinilai bagi manusia
dan menjadi pengalaman yang bermakna sehingga membentuk kesadaran, betapa pentingnya
kebersihan, dan betapa kuasanya Tuhan atas segala kehendaknya. Fenomenologi memandang
manusia sebagai makhluk yang memiliki kesadaran.
Kesadaran
pada dasarnya selalu mengenai sesuatu. Sesuatu itu saat ini adalah pandemi ini sekaligus
menjadi objek dari kesadaran yang muncul dan hadir dihadapan manusia ditengah-tengah
pelaksanaan Ramadhan bagi umat Islam. Ramadhan yang di dalamnya diisi dengan
aktivitas keagamaan, bahkan silaturhami tidak lagi berjalan dengan baik karena
pembatasan-pembatasan yang di berlakukan akibat wabah ini.
Pada realitanya inilah yang terjadi, covid-19
kini merasuki dunia seperti monster yang hadir dan menjadi ancaman bagi makhluk bernyawa yang bernama manusia.
Datangnya pandemi ini memberi pengalaman yang membentuk kesadaran bahwa terlepas
dari ini semua adalah cara Tuhan menguji dan memperlihatkan kekuasaannya semua
bisa saja terjadi atas kehendaknya. Memberi kesadaran bahwa hidup sehat itu
penting. Ikhtiar dan berdoa yang perlu kita
lakukan saat ini agar wabah ini cepat
berlalu dan aktivitas biasa bisa dilakukan
kembali.
#Prayfromhome
Tidak ada komentar