Oleh Nurul Annisa , Mahasiswi Sosiologi Agama IAIN Parepare. Planet yang kita tinggali saat ini disebut sebagai bumi seda...
Oleh Nurul Annisa, Mahasiswi Sosiologi Agama IAIN Parepare.
Planet yang kita tinggali saat ini disebut
sebagai bumi sedang merintih kesakitan, sehingga segala makhluk yang juga
mendiaminya ikut serta merasa kesakitan dan menderita. Bumi adalah tempat
makhluk hidup mulai dari yang terlihat kasat mata sampai yang tak kasat mata,
kini mulai merasakan penderitaan dan kepedihan. Menerima beban yang diakibatkan
oleh makhluknya itu sendiri, dimana angka pertumbuhan semakin meningkat. Waktu
semakin berlalu, aktivitas yang melanggar aturan membuat keresahan bagi
kehidupan di muka bumi. Fenomena semakin bermunculan menyebabkan kegaduhan yang
tak terkendali.
Wabah
mulai merongrong kedamaian ditengah-tengah kehidupan manusia. Perilaku dan
tindakan buruk terus-menerus dilakukan baik secara finansial maupun bentuk
material. Perilaku yang buruk itu hanya untuk menjawab segala kebutuhan,
keserakahan, dan kepentingan sesaat hanya membuat kekacauan. Pembangunan yang
dilakukan seakan tidak peduli dengan kebutuhan bumi yang semestinya harus
menjaga keseimbangan. Dan pada akhirnya tuhan telah memperlihatkan kuasa-Nya
terhadap manusia yang suka membangkan. Isi bumi diporakporandakan dan virus
disebarkan secara global yang dikenal Corona (Covid-19). Oleh karenanya itu
muncullah beberapa kekacauan, yang mengakibatkan hadirnya ancaman bagi
kehidupan.
Sangat
banyak bencana yang terjadi seperti longsor, banjir, virus dan sebagainya
akibat ulah manusia itu sendiri. Pandemi virus Covid-19 seakan menjadi
lonceng kematian bagi seluruh manusia yang tinggal dimuka bumi. Dikutip dari European
Centre For Disease Prevention and Control (ACDC), pada akhir Desember 2019,
otoritas kesehatan masyarakat China melaporkan sejumlah kasus sindrom pernafasan
akut di kota Wuhan, provinsi Hubei, China. Ilmuan China mengidentifikasi virus Covid-19
sebagai virus baru yang mematikan. Covid-19 disebut sindrom pernafasan
akut parah Corona virus 2 (SARS CoV-2). Kasus-kasus serupa terdeteksi di
beberapa negara lain. Hampir di setiap benua terjangkit virus Corona seperti
Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika. Banyak manusia yang ketakutan
akibat terganggunya sistem dan tatanan kehidupan sosial, maupun ekonomi.
Akibatnya sungguh sangat terbebani, karena biaya yang harus di tanggung
sangatlah drastis mahal. Dimana taruhannya yaitu nyawa manusia itu sendiri.
Bahkan uang bermiliaran pun tidak mampu membeli segala sesuatu ketika manusia
mengalami nasib buruk yang penuh kesiksaan dan penderitaan yang terpapar
covid-19.
Ditinjau dari pandangan sosiolog Jerman yang
bernama Max Horkheimer bahwa fenomena yang terjadi saat ini adalah bentuk pemberontakan alam. Dengan kata lain, akibat keserakahan manusia terhadap alam akhirnya alam balik menyerang manusia. Adanya fenomena saat ini, ini semua adalah ulah manusia
itu sendiri, kurangnya menjaga kebersihan, dan mulai lunturnya moral kehidupan terhadap semesta.
Covid-19 ini adalah salah satu ganjaran bagi manusia yang telah
melakukan tindakan yang buruk dalam kehidupan nyata ini. Banyak manusia yang
rakus akan bertindak tetapi mereka sampai lupa, bahwa apapun yang ia lakukan
pasti ada ganjarannya.
Sungguh
sangat memperhatinkan jika masih ada yang menyepelekan pandemi virus Corona.
Wabah ini sangat ganas bagi kehidupan. Yang menjadi sandaran terhadap virus ini
adalah dengan berhati-hati dalam bertindak, jaga kesehatan, dan mendekatkan
diri kepada tuhan. Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan harus menjaga
keseimbangan dan tatanan pola kehidupan. Sudah saatnya kita menjaga bumi ini
agar tidak ada bencana yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jika bumi
terjaga maka manusia pun ikut menikmati hasilnya.
Bumi dengan dan tanpa manusia sekalipun akan tetap kaya. Sudah sepatutnya kita jaga, seperti seruan tulisan di atas. Good
BalasHapus