Abd. Karim M.Hum dan Mahyuddin, M.A bersama sejumlah pengurus Mata Garuda (MG) Sulawesi Barat melakukan rapat terbatas via darin...
Abd. Karim M.Hum dan
Mahyuddin, M.A bersama sejumlah pengurus Mata Garuda (MG) Sulawesi Barat melakukan
rapat terbatas via daring dalam rangka menanggapi ancaman wabah Corona
(Covid-19) Kamis, 26/03/20. Dalam rapat tersebut, disepakati beberapa hal terkait
langkah pencegahan penyebaran wabah Corona di wilayah Sulbar.
Sengkarut pendemi ini terus
menjadi perbincangan hangat hingga hari ini, pasalnya hampir setiap daerah
terancam oleh penyebaran virus tersebut. Sehingga, memantik para ahli dan
pegiat sosial untuk menawarkan langkah-langkah solutif.
Demi menjaga kewaspadaan, pengurus
organisasi keilmuan dan kecendekiaan ini berinisiatif mendorong pemerintah agar
terus melakukan langkah antisipasi Covid-19. Berkaca dengan kebijakan-kebijakan
yang telah dilakukan di berbagai negara termasuk di beberapa provinsi di
Indonesia, para putra/i daerah Sulbar yang tergabung dalam organisasi Mata
Garuda (MG Sulbar) tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi untuk
ditindaklanjuti pemerintah provinsi Sulawesi Barat.
Abd. Karim M.Hum, ketua
Mata Garuda Sulawesi Barat mengatakan surat rekomendasi ini perlu karena Sulbar
masih belum termasuk zona merah dan dikelililingi oleh wilayah-wilayah zona
merah Covid-19. “Cara paling efektif saat ini untuk mempertahankan status itu
adalah dengan mengisolasi Sulbar, kebijakan tepat dan cepat harus dilakukan
demi keselamatan masyarakat yang belum terpapar virus mematikan itu” tuturnya.
Menurut Abd. Karim, kita
bisa belajar dari sejarah masa silam dengan berkaca pada pengalaman wilayah
Majene khususnya kampung Baru. Daerah ini pernah ditutup aksesnya oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930. Hal itu dilaporkan oleh Dr. L.
Keiser. Kampung baru bahkan seluruh wilayah Majene ditutup untuk warga dari
luar karena saat itu menyebar wabah Lepra. Kebijakan itu akhirnya menutup mata
rantai penyebaran ke wilayah lain seperti Polewali” tambahnya. Adapun isi surat
rekomendasi itu adalah:
1. Menginstruksikan Pimpinan
Daerah di level kabupaten untuk melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) dan
kebutuhan logistik untuk Rumah Sakit dan pusat pelayanan kesehatan lainnya
sebagai langkah awal sebelum munculnya kasus Covid-19 di Sulawesi Barat.
2. Melibatkan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Provinsi Sulawesi Barat untuk
distribusi APD dan logistik lainnya ke seluruh wilayah.
3. Melibatkan seluruh pusat
pelayanan kesehatan untuk berkontribusi dalam proses pendeteksian dan
pengetesan Covid-19 di masyarakat yang berpotensi terinfeksi.
4. Mewajibkan isolasi mandiri
bagi warga yang bepergian dari luar daerah dan diawasi oleh tim kesehatan
daerah atau menyediakan lokasi/gedung isolasi bagi Orang dalam Pengawasan (ODP)
selama 14 hari agar penanganan dapat terkonsentrasi dalam satu wilayah.
5. Mengoptimalkan pengawasan
terhadap peraturan yang ditetapkan oleh Gubernur dan Pemerintah Pusat dengan
melibatkan aparat negara, lembaga kemasyarakatan dan aparat kemanan (Kepolisian
atau TNI).
6. Menjaga stabilitas harga bahan
pokok dan kebutuhan kesehatan, serta memberikan sanksi tegas kepada produsen
dan distributor yang mengambil keuntungan dalam situasi darurat ini.
7. Mengutamakan peran dan
keselamatan publik tanpa membedakan SARA, afiliasi politik dan kepentingan
pragmatis lain dalam mengambil keputusan demi mengatasi penyebaran Covid-19 di
Sulawesi Barat.
Surat rekomendasi ini
merupakan hasil rembuk bersama para alumni dan mahasiswa Magister dan Doktoral
dalam dan luar negeri dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan. Di tengah
kesibukan masing-masing, para putra/i daerah ini senantiasa memikirkan langkah
apa yang harus dilakukan ke depan agar
Sulawesi Barat aman dari wabah Covid-19. “Kita perlu merumuskan langkah
protektif untuk mencegah wabah ini menyebar sebagai antisipasi dampak-dampak
sosial yang ditimbulkan di tengah-tengah masyarakat” ujar Mahyuddin.
Menurut Mahyuddin, dosen
Sosiologi Agama yang juga Sekertaris Umum Mata Garuda Awarde LPDP Sulawesi
Barat, “Di tengah situasi pandemi virus Corona yang menciptakan kekhawatiran
dan ketidakpastian ini, yang diperlukan adalah kepedulian terhadap sesama
dengan memperkuat hubungan sosial dan membangun solidaritas” tuturnya.
Berdasarkan hasil rapat tersebut
disepakati dua opsi, yakni membuat surat rekomendasi ke pemerintah dan open
donasi. Ketua MG mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh
Awardee LPDP MG Sulbar atas partisipasi yang telah meluangkan waktu dan
memberikan sumbangsih pikiran-pikiran brilian. Itu saya kira bentuk nyata
kontribusi kita pada daerah dan bangsa yang kita cintai, tutur alumnus
Universitas Indonesia yang juga dosen Sejarah Peradaban Islam FUAD IAIN
Parepare. (Mhy).
Tidak ada komentar