Silmi Qurota Ayun, mahasiswi Sosiologi Agama Media sosial atau yang lebih dikenal dengan medsos kini menjadi sebuah hal ya...
Silmi Qurota Ayun, mahasiswi Sosiologi Agama
Media sosial atau yang lebih dikenal dengan medsos kini
menjadi sebuah hal yang pokok di berbagai kalangan. Dari yang tua, remaja,
hingga anak kecil, telah berkecimpung di dalamanya. Berbagai hal menarik yang
di sajikan, membuat orang kecanduan untuk bermain medsos ini, seperti
berselancar di Instagram, Twitter, Facebook,
Whats App dan lain-lain.
Media sosial di atas kini dimiliki setiap masing-masing
orang. Saat ini pengguna media sosial telah mencapai 3,8 miliar pada Januari
2020, angka pengguna meningkat hingga 9 persen atau 321 juta pengguna baru,
sejak tahun lalu dan saat ini hampir 60 persen dari populasi dunia menggunakan
internet (Okezone, 07/12/20).
Di indonesia sendiri
berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019, pengguna
media sosial di indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasinya. Ini menunjukkan
bahwa hampir sebagian besar masyakat kita telah bersentuhan dengan media
sosial.
Namun, terlepas sisi positif yang ditawarkan oleh medos ini
di mana hadirnya media sosial kita semakin mudah berinteraksi dan
berkomunikasi. Dari semua hal menarik, kemudahan, kepraktisan yang ditawarkan
oleh media sosial ini apakah kita pernah berfikir tentang dampak yang timbul
kan terhadap mental kita?
Sadar atau tidak sadar, harus diakui bahwa ia tidak hanya
menyibakkan sisi positif tetapi juga membawa dampak negatif. Beberapa dampak
yang ditimbulkannya ialah pertama, perasaan cemas, rasa kurang percaya diri, kualitas
tidur yang tidak baik, perilaku jelek terlihat keren, kemudian rasa cemburu
yang berlebihan.
Dari dampak tersebut, ada contoh kasus kecil yang dapat
membuktikannya yang distilahkan dengan kata "I want to be a fuck boy". Ini adalah sepotong dari lirik lagu yang saat
ini sedang hits di media sosial entah itu Instagram, Twitter, Tiktok dan lain
sebagainya. Dan bila kita nyanyikan mungkin orang yang aktif di Medsos akan
terlihat biasa saja bila mendengarnya namun bila kita artikan, arti dari lirik
lagu tersebut artinya sangat lah jelek yaitu " aku ingin menjadi laki-laki
bajingan".
Bila kita searching di Google, banyak arti-arti negatif dari
kata "fuck boy" tersebut. Ini membuktikan bahwa perilaku yang dulunya dianggap
hal tidak lazim dan tidak pantas kini menjadi hal yang biasa saja. Seakan-akan
medsos ini membuat sebuah kendali baru di diri kita. Tidak sampai disitu rasa
insecure atau kurang percaya diri ini juga banyak terjadi.
Maka dari itu pentingnya kita untuk membatasi diri kita, dalam
bermain media sosial agar kita memiliki mental yang sehat dan baik, banyak cara
yang bisa kita lakukan mulai dari menyibukkan diri dengan hal-hal yang
bermanfaat seperti berolahraga, lebih
mendakat pada Tuhan, belajar, menulis dan berbagai hal bermanfaat lainnya. Ini
adalah sebuah bentuk kita mencintai diri kita sendiri dan bentuk kita
menghargai waktu. Mari kita wujudkan mental sehat pada diri kita dan orang
sekitar kita.
Tidak ada komentar