Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Postingan Populer

Pages

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Breaking News:

latest

Diskusi Perumusan Kurikulum OBE Program Studi Sosiologi Agama: Menuju Kurikulum Berbasis Capaian dan Kebutuhan Zaman

Penyusunan Kurikulum OBE Diskusi Perumusan Kurikulum OBE Program Studi Sosiologi Agama: Menuju Kurikulum Berbasis Capaian dan Kebutuhan Zama...

Penyusunan Kurikulum OBE

Diskusi Perumusan Kurikulum OBE Program Studi Sosiologi Agama: Menuju Kurikulum Berbasis Capaian dan Kebutuhan Zaman

Parepare, 5 Juli 2024 – Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Parepare menyelenggarakan Diskusi Perumusan Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang bertempat di Ruang Rapat Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Dekan II FUAD, Dr. Nurhikmah, M.Sos.I., Ketua Program Studi Sosiologi Agama, Abd. Wahidin, M.Si., serta para Dosen Tetap Program Studi (DTPS) Sosiologi Agama. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses panjang perumusan kurikulum baru untuk menjawab tantangan pendidikan tinggi berbasis capaian pembelajaran (learning outcomes) dan kebutuhan dunia kerja yang dinamis.

Diskusi ini dipimpin oleh Ketua Panitia, Abd. Rasyid, M.Si., berdasarkan Keputusan Rektor Institut Agama Islam Negeri Parepare Nomor: 1266.16 Tahun 2024 tentang Pembentukan Tim Perumus Kurikulum Berbasis OBE. Penyusunan kurikulum ini menjadi langkah strategis dalam pengembangan mutu akademik dan relevansi lulusan terhadap kebutuhan masyarakat. Kurikulum yang dirancang diarahkan untuk memperkuat integrasi antara mata kuliah, kompetensi lulusan, serta karakter keilmuan yang khas dari Program Studi Sosiologi Agama.

Suasana Diskusi

Salah satu fokus utama dalam perumusan kurikulum OBE ini adalah integrasinya dengan Visi Program Studi Sosiologi Agama, yaitu: “Menjadi Pusat Kajian Sosiologi Agama di Bidang Pembangunan Sosial yang Berorientasi pada Lingkungan yang Berkelanjutan, Terintegrasi pada Nilai Islam dan Budaya Lokal.” Dengan visi tersebut, diskusi ini menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa seluruh struktur kurikulum mampu mencerminkan semangat pembangunan sosial yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Mata kuliah, capaian pembelajaran, serta profil lulusan akan dikaitkan erat dengan isu-isu lingkungan, kearifan lokal, dan nilai-nilai Islam dalam praksis sosial masyarakat.

Kegiatan ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya dalam peningkatan kualitas lulusan yang kompeten dan adaptif, tetapi juga dalam memperkuat daya saing Program Studi Sosiologi Agama sebagai lembaga akademik yang responsif terhadap perubahan sosial. Kurikulum OBE yang tengah dirancang juga akan menjadi fondasi kuat untuk integrasi tridharma perguruan tinggi—pengajaran, penelitian, dan pengabdian—yang relevan dengan pembangunan masyarakat berbasis nilai, budaya lokal, dan spiritualitas Islam.

Tidak ada komentar